Ada Sayembara Tangkap SBY di Inggris, Ini Kata Istana

|| || || Leave a komentar
Julian Aldrin Pasha
Julian Aldrin Pasha
TOPLESS - JAKARTA - Beredarnya berita tentang seruan penangkapan Presiden SBY dengan imbalan hadiah USD 80.000, oleh aktivis The West Papua Advoc menjadi berita tidak baik bagi pemerintah Indonesia.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, angkat bicara. Kata Julian, meski sayembara itu tidak dilakukan oleh pemerintah Inggris namun, berita itu menyebabkan kunjungan Indonesia dan Inggris terganggu. Apalagi SBY akan berkunjung ke Inggris dalam waktu dekat ini.

"Mungkin kami juga perlu menanggapi karena rumor atau berita ini sudah menyebar sedemikian luas, kami sudah komunikasi dengan kedutaan Inggris di Jakarta. Terus terang ini menganggu hubungan hubungan baik kedua negara, ini tidak nyaman bagi kami, perlu diluruskan," ungkap Julian, di Kompleks Istana, Jalan Medan Merdeka, Rabu (19/9/2012).

Kata Julian, lawatan SBY ke Inggris untuk memenuhi undangan Ratu Inggris sebagai kepala negara Indonesia. Sehingga, sambung Julian, tidak mungkin apabila pemerintah Inggris melakukan penangkapan terrhadap SBY.

"Sesungguhnya rencana kedatangan Presiden ke Kerajaan Inggris pada akhir bulan depan dalam rangka memenuhi undangan Ratu Inggris, jelas dalam kapasitas beliau SBY sebagai head of state akan diperlakukan sebagai Kepala negara. Jadi jelas tidak mungkin Kepala negara ditahan atau ditangkap. keamanan dan keselamatan pak presiden selama kunjungan di kerajaan Inggris dijamin sepenuhnya oleh kerajaan Inggris. Kami juga dapat jaminan dari police metropolitan, police Inggris raya bahwa hal-hal itu tidak akan terjadi dan dijamin sepenuhnya oleh pemerintah Inggris," terangnya.

Julian memastikan bahwa rumor tersebut tidak akan mengganggu jadwal kunjungan SBY. "Tidak, justru kesepahaman kedua negara saat ini komunikasi kami yang nyatakan bahwa dari sisi pemerintah Inggris jamin itu, diharapkan tidak terjadi missunderstanding bahwa isu sayembara Mr William itu tidak ganggu rencana yang dijadwalkan saat ini. Jadi, pemerintah Inggris khususnya ratu Inggris undang pak presiden salah satunya karena beliau dikenal sebagai tokoh yang sangat berjasa mamajukan demokrasi di Indonesia, selama ini dilihat pemerintah Inggris progresnya baik, khususnya soal HAM dan penegakan demokrasi," jelas dia.

Sementara Indonesia, lanjut Julian, tidak akan melakukan protes terhadap sayembara penangkapan SBY itu. "Tidak perlu menanggapi sebetulnya, tapi sejak semalam banyak yang bertanya oleh karena itu saya kira kami memiliki standing yang sama, pemerintah Inggris melalui Kedubesnya di Jakarta sepakat untuk tidak perlu menanggapi, tapi ini harus diclearkan agar publik mengetahui situasinya," imbuhnya.

Meski sayembara presiden SBY ini itu dinilai melecehkan simbol negara, namun pemerintah belum akan melakukan langkah selanjutnya.

"Sementara ini belum, kita baru memastikan itu bukan dari pemerintah atau lembaga resmi Inggris. Lebih-lebih itu disuarakan oleh sekelompok orang yang mungkin memiliki kepentingan, politik atau lainnya," jelasnya.

Dia juga menegaskan bahwa berita sayembara itu tidaklah mengganggu kunjungan dan hubungan baik antara Indonesia dan Inggris. Tidak-tidak, Inggris dan Indonesia terlalu penting untuk diganggu atau dipengaruhi rumor yang tidak bermutu ini," pungkasnya.

Sumber