TOPLESS - Penemuan reruntuhan fondasi dinding biara abad pertengahan di Leicester menjadi titik terang pencarian makam Raja Richard III yang hilang.
Keyakinan ini dinyatakan tim arkeolog dari Universitas Leicester, Inggris, yang selama ini terlibat langsung dalam penelitian dan pencarian makam Raja Richard III.
Mereka melakukan penggalian di lokasi parkir taman kota yang dulunya berdiri bangunan biara Fransiskan, yang dipercaya lokasi makam sang raja.
Berdasarkan catatan sejarah, jenazah Richard III diungsikan ke Leicester pada tahun 1485, setelah dia tewas dalam sebuah pertempuran sengit.
Richard, yang baru saja dilantik menjadi raja, mati terbunuh oleh pasukan Henry Tudor dalam pertempuran Bosworth.
Dia disebutkan dimakamkan di gereja Greyfriars, tapi gereja ini dihancurkan pada masa pemerintahan Henry VIII pada tahun 1530-an.
Walaupun pada akhir tahun 1612, beberapa orang mengaku tahu lokasi kuburannya, keberadaan tulang-belulangnya tetap menjadi misteri.
Sekarang, para arkeolog menemukan titik terang lokasi penguburan Richard III setelah menemukan fondasi dinding tebal bekas biara Fransiskan.
Dalam penggalian itu, mereka juga menemukan potongan-potongan batu yang merupakan bingkai jendela biara itu. Di lokasi itu ditemukan pula sisa-sisa lantai keramik.
Arkeolog Richard Buckley, dari Universitas Leicester, penemuan pondasi bangunan biara yang relatif utuh itu membuat mereka makin "bersemangat" untuk menemukan 'makam yang hilang' itu.
"Melihat dinding, bahan bangunan, serta lantai keramik, kami menduga ini adalah rumah ibadat peninggalan abad pertengahan," kata Richard.
"Salah satu dinding setebal dua meter yang kami temukan, yang memanjang dari timur ke barat, barangkali menjadi petunjuk penting bahwa inilah dinding gereja Greyfriars. Dan apabila ini benar, maka upaya pencarian makam Richard III sudah berada di jalur yang benar. "
Penggalian lanjut akan dilanjutkan yang nantinya akan mengarah pada makam Richard III.
Jika tulang-belulang itu ditemukan, tim arkeolog akan melakukan pengujian DNA termasuk pada keturunan Richard III yang masih hidup.
Keyakinan ini dinyatakan tim arkeolog dari Universitas Leicester, Inggris, yang selama ini terlibat langsung dalam penelitian dan pencarian makam Raja Richard III.
Mereka melakukan penggalian di lokasi parkir taman kota yang dulunya berdiri bangunan biara Fransiskan, yang dipercaya lokasi makam sang raja.
Berdasarkan catatan sejarah, jenazah Richard III diungsikan ke Leicester pada tahun 1485, setelah dia tewas dalam sebuah pertempuran sengit.
Richard, yang baru saja dilantik menjadi raja, mati terbunuh oleh pasukan Henry Tudor dalam pertempuran Bosworth.
Dia disebutkan dimakamkan di gereja Greyfriars, tapi gereja ini dihancurkan pada masa pemerintahan Henry VIII pada tahun 1530-an.
Walaupun pada akhir tahun 1612, beberapa orang mengaku tahu lokasi kuburannya, keberadaan tulang-belulangnya tetap menjadi misteri.
Tes DNA
Dalam penggalian itu, mereka juga menemukan potongan-potongan batu yang merupakan bingkai jendela biara itu. Di lokasi itu ditemukan pula sisa-sisa lantai keramik.
Arkeolog Richard Buckley, dari Universitas Leicester, penemuan pondasi bangunan biara yang relatif utuh itu membuat mereka makin "bersemangat" untuk menemukan 'makam yang hilang' itu.
"Melihat dinding, bahan bangunan, serta lantai keramik, kami menduga ini adalah rumah ibadat peninggalan abad pertengahan," kata Richard.
"Salah satu dinding setebal dua meter yang kami temukan, yang memanjang dari timur ke barat, barangkali menjadi petunjuk penting bahwa inilah dinding gereja Greyfriars. Dan apabila ini benar, maka upaya pencarian makam Richard III sudah berada di jalur yang benar. "
Penggalian lanjut akan dilanjutkan yang nantinya akan mengarah pada makam Richard III.
Jika tulang-belulang itu ditemukan, tim arkeolog akan melakukan pengujian DNA termasuk pada keturunan Richard III yang masih hidup.
| Sumber: BBC Indonesia