Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton (kanan), bersama Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa (kiri)
Hillary pun melakukan sejumlah serangkaian pertemuan dengan Menlu Marty Natalegawa.
Mengenakan blazer pink dan celana hitam panjang, Hillary baru tiba di gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri sekitar pukul 18.45 WIB. Padahal, sesuai jadwal seharusnya Hillary tiba pukul 18.30 WIB.
Usai pertemuan dengan Marty, Hillary memastikan berbicara berbagai hal dengan Marty. Satu hal yang diungkap Hillary adalah menyangkut dukungan Amerika Serikat atas upaya penyelesaian damai terhadap permasalahan di Papua.
Ia mengatakan, upaya damai di Papua perlu dikedepankan pemerintah Indonesia.
"Kami percaya adanya dialog yang dilakukan oleh wakil warga Papua dan juga pemerintah Indonesia akan sangat membantu dalam menyelesaikan persoalan yang menjadi perhatian warga di wilayah itu," ucapnya seraya menyebut adanya konsultasi terbuka pemerintah Indonesia dengan warga Papua.
"Semua kasus kekerasan harus diselesaikan lewat mekanisme hukum yang ada serta penyelidikan yang terbuka," ungkapnya.
"Kami mendukung kesatuan wilayah Indonesia termasuk Papua dan Papua Barat di dalamnya."tambahnya.
Ia memastikan, pihaknya akan mendukung keamanan wilayah di Indonesia. Apalagi, Indonesia akan menjajaki pembelian pesawat F16 untuk kebutuhan militer Indonesia.
Kedatangan mantan Ibu Negara Amerika Serikat itu bertepatan dengan mencuatnya kembali kasus-kasus terorisme, walau demikian, ia dipastikan tidak akan membahas mengenai hal tersebut.
"Saya kira tidak ada secara khusus (membahas terorisme). karena memang dengan AS seperti halnya dengan negara sahabat lainnya, Indonesia tentu dalam rangka memberantas ancaman keamanan transnasional saya kira tidak ada secara istimewa sesuai dengan semangat kemitraan," kata Menlu RI Marty Natalegawa di Istana Negara Jakarta, kemarin.
Menurut Marty, hubungan RI dengan AS sangat baik, misalnya di bidang keamanan, politik, ekonomi, dan sosial budaya. "Kita juga terus meningkatkan kerja sama bidang pendidikan dan tukar-menukar pelajar Indonesia dan AS," kata Marty.
Sumber