Alm. KH Abdurrahman Wahid
"Kenang-kenangan, Gusdur banyak dimensinya, beliau banyak ranahnya, aktifis demokrasi tokoh budaya, kemanusiaan dan juga tokoh politik, tetapi sesungguhnya cita-cita beliau sangat sederhana," ujarnya saat memberikan testimoni ayahandanya dalam acara peringatan 1000 hari Gus Dur yang digelar di rumah Ketua Ikatan Sarjana NU, Ali Masykur Musa, Condet, Jakarta Timur, Senin (9/10/2012).
Cita-cita Gus Dur, kata Yenni, yang diceritakan pada keluarga sebelum wafat, yaitu dimakamnya tertulis seorang pejuang kemanusiaan.
"Bukan sebagai Presiden, ulama besar, tetapi seorang yang memperjuangkan masyarakat banyak," terangnya.
Yenni menilai, cita-cita serupa yang dimiliki ayahnya tersebut, mungkin hanya bisa dihitung jari di dunia ini. "Mungkin ingin menjadi presiden, menjadi ulama besar. Mungkin hanya dihitung jari orang yang bercita-cita menjadi pejuang kemanusiaan seperti bapak," katanya.
Yenni berharap, apa yang telah dilakukan Gus Dur dimasa hidupnya, dapat menjadi inspirasi seluruh masyarakat dalam membangun negeri ini.
"Karena beliau cita-citanya luar biasa. Dari keluarga yang bisa kami bagikan kepada hadirin sekalian. Ditengah gersangnya kepemimpinan yang inspirasi, kenangan Gus Dur bisa kita jadikan inspirasi untuk membangun indonesia menjadi yang lebih baik," pungkasnya.
Sumber