Grup band Noah yang beranggotakan Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David saat menghadiri konferensi pers Semua Tentang Noah di The Hall Senayan City, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (11/9/2012).
Karena itu, upaya pemecahan "Guiness Book of The World Record" itu memicu komentar aneh-aneh. Salah satunya menyebut, Ariel dan Noah diperlakukan sebagai "anak emas" oleh label Musica Studio, di antara jajaran artis lain yang ikut bergabung di label ini.
Bagaimana tidak, hanya untuk meluncurkan album mereka akan konser di lima negara dalam sehari.
Konser di banyak tempat sebenarnya juga bukan hal yang baru bagi Ariel CS. Saat masih menggunakan nama Peterpan, grup ini pernah memecahkan rekor MURI dengan konser di 6 kota dalam sehari.
Kegiatan ini dilakukan saat mereka meluncurkan album kedua, "Bintang Di Surga." Jadi bisa dibilang, konser di lima negara itu adalah peningkatan dari hajatan mereka pada 2004 silam. Terlebih, rasanya hingga saat ini rasanya belum ada musisi dunia yang pernah melakukan konser serupa.
Seakan belum cukup, rencananya konser ini juga akan ditayangkan di salah satu televisi swasta nasional. Tapi kalau lebih diperhatikan lagi, konser di lima negara ini hanyalah salah satu dari cara label rekaman mempromosikan album terbaru Noah. Harus diakui Musica Studio's seperti merogoh kocek yang lumayan besar untuk mempromosikan album Noah.
Penilaian tersebut dilontarkan oleh seorang jurnalis warga (citizen jurnalist) bernama Sekar Sari Indah Cahyani lewat tulisannya di situs Kompasiana (satu grup dengan Tribunnews).
"Terkesan mengistimewakan? Memang iya. Harus diakui Noah (dulu Peterpan) adalah anak emas dari perusahaan rekaman ini. Siapa artis dibawah naungan label ini yang angka penjualannya tertinggi? Jawabannya adalah Peterpan yang kini bermetamorfosa menjadi Noah," tulis Sekar Sari.
Penjualan album fisik Bintang Di Surga disebut-sebut mencapai lebih dari 2,7 juta kopi. Ini adalah angka yang sangat tinggi, bahkan merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Namun Sekar Sari menganggap Noah dianasemaskan itu wajar. Bukan mengecilkan artis Musica Studio's lainnya, tapi penjualan album mereka tidak ada yang menyamai grup band asal Bandung ini. Sebut saja, Nidji yang penjualan album Breakthru' hanya sekitar 540 ribu kopi. Atau grup Letto, dimana penjualan album Truth, Cry, and Lie sekitar 510 ribu kopi. Bahkan penjualan album musisi legendaris Indonesia, Chrisye juga tidak bisa memperoleh angka penjualan yang sefantastis Noah.
Termasuk saat dalam masa vakumnya Noah. Meski berhasil mencuri perhatian pasar, angka penjualan album d'Masiv dan Geisha tidak pernah bisa menyamai apa yang telah diperoleh Peterpan.
Lalu strategi pemasaran apalagi yang digunakan label untuk memasarkan album Noah? Direct selling. What. direct selling?. "Ya, akhirnya Noah-Musica Studio's-mengandeng KFC untuk menjual album mereka," tulis Sekar Sari.
Namun Sekar Sari mengaku kecewa dengan model direct selling. "Saya agak kecewa tapi mencoba untuk realistis. Kecewanya lebih kepada, masa iya sih Noah tidak pede dengan album mereka sendiri?" tanyanya, heran.
Sekar melanjutkan, maraknya pembajakan harus diakui sebagai musuh terbesar dalam industri kreatif, seperti musik. Saking parahnya pembajakan, penjualan CD resmi pada 2009 hanya sekitar 15 juta kopi. "Bagaimana musisi tidak kecewa, sudah susah payah berkarya tapi justru pembajak yang meraup untung. Bagaimana label tidak merugi jika telah berpromosi dengan luar biasa tapi sementara album resminya justru kalah bersaing dengan hasil bajakan," tulisnya.
Sedangkan penjualan dengan sistem direct selling ini terbukti ampuh. Lihat saja artis seperti Cinta Laura, Agnes Monica, Smash, Rossa berhasil menjual album mereka hingga lebih dari satu juta kopi.
Sumber